Linux membuat PC Anda lebih efektif dibandingkan apa yang dilakukan oleh MS-DOS, Windows atau NT, dan lebih fleksibel bila terjadi kesalahan konfigurasi hardware. Ada beberapa tahap yang bisa Anda kerjakan untuk menghindari kesalahan.
Pertama, kumpulkan semua manual yang Anda miliki pada hardware -- motherboard, video card, monitor, modem, dan lain-lain. -- dan simpanlah di tempat yang mudah Anda cari.
Kedua, kumpulkan semua informasi detil tentang konfigurasi mesin Anda. Caranya, bila Anda menggunakan MS-DOS 5.0 atau yang lebih baru, cetaklah laporan dari utility Microsoft diagnostic MSD.EXE (Anda boleh menghiraukan informasi tentang TSR, driver, memory-map, environtment-strings dan informasi-informasi yang berkenaan dengan sistem operasi). Dengan mencatat konfigurasi mesin ini, maka dijamin Anda akan secara tepat dan benar mengisikan informasi hardware yang Anda miliki kelak pada saat menginstall X Windows.
Ketiga, periksa mesin Anda dari segala masalah konfigurasi yang mungkin timbul dari hardware yang bisa saja mengakibatkan lockup pada saat instalasi Linux.
Sedapat mungkin, carilah nomor telepon seseorang yang jago Linux yang dapat Anda hubungi dalam keadaan darurat. Kira-kira 90% peluang Anda tidak membutuhkannya, tapi kalau punya, apa salahnya?
Lama waktu instalasi. Kira-kira akan makan waktu sekitar satu jam untuk mempersiapkan Linux pada mesin yang baru diinstall. Atau akan makan waktu sampai sekitar tiga jam untuk menginstallnya pada sistem dual-boot (nantinya akan banyak terjadi kesalahan yang tak disengaja pada saat start, juga akan banyak terjadi hang pada mesin Anda bila kesalahan ini terjadi).
CD-ROM Linux yang Anda miliki mungkin menyertakan software untuk menginstall yang menjelaskan tahapan membuat disket boot, root, dan rescue dengan secara interaktif. Software ini biasanya jalan di MS-DOS atau berupa skrip UNIX, atau dua-duanya.
Bila Anda mempunyai program semacam ini dan bisa menggunakannya, Anda dapat membaca bagian ini sebagai tambahan informasi saja. Jalankan program tersebut untuk melakukan instalasi sebenarnya -- Pembuat software tersebut tentu lebih tahu tentang distribusi yang menyertakan program itu dari pada penulis, dan dengan menjalankannya Anda akan banyak terhindar dari kesalahan-kesalahan.
Informasi lebih detil pada membuat disket boot dan root, silahkan baca the Linux Bootdisk HOWTO di http://sunsite.unc.edu/LDP/HOWTO/Bootdisk-HOWTO.html.
Pertama-tama, Anda harus memilih boot-disk yang sesuai dengan hardware Anda. Anda harus memilihnya tanpa bantuan program, dan dapat Anda cari dengan cara (a) image boot disk di CD-ROM diberi nama sedemikian sehingga Anda dapat memilihnya dengan tepat atau (b) Ada file berisi indeks yang menjelaskan tiap-tiap image.
Selanjutnya Anda harus membuat disket dari image bootdisk yang telah Anda pilih, juga disket dari image root dan rescue. Pada tahap ini program MS-DOS yang bernama RAWRITE.EXE mulai dipakai.
Lalu Anda harus mempersiapkan dua atau tiga high-density disket MS-DOS yang telah diformats. (Tipe disketnya harus sesuai, artinya, jika Anda memboot disket dengan drive 3.5", maka kedua disket lainnya harus juga berupa disket 3.5" high-density). Kemudian Anda gunakan RAWRITE.EXE untuk menuliskan image boot dan rootdisk ke disket.
Panggil RAWRITE.EXE tanpa parameter seperti ini:
C:\> RAWRITE
Jawab pertanyaan tentang nama file yang akan dituliskan dan disket
yang dituju (seperti A:
). RAWRITE kemudian akan menyalin file
itu, blok-per-blok, langsung ke disket. Juga gunakan RAWRITE untuk
image root disk (misalnya COLOR144). Setelah selesai,
maka Anda akan mempunyai dua disket: satu berisi boot disk, dan
yang satunya lagi berisi root disk. Perhatikan bahwa kedua disket
ini tidak dapat lagi dibaca dari MS-DOS (kedua disket tersebut
sekarang memiliki ``format Linux'').
Selain itu, Anda juga dapat menggunakan perintah dd(1) bila Anda ingin membuat boot disk dan root disk dari sistem UNIX. (Tentu saja untuk melakukan ini Anda harus berada pada workstation UNIX dengan sebuah floppy drive.) Misalnya, pada workstation Sun, dengan floppy drive di device /dev/rfd0, Anda dapat menggunakan perintah berikut:
$ dd if=bare of=/dev/rfd0 obs=18k
Anda harus menyertakan ukuran blok output pada parameter (yaitu parameter `obs') pada beberapa tipe workstation (misalnya Sun) atau proses ini akan gagal. Jika Anda menemui kesulitan semacam ini, silahkan baca man page untuk dd(1).
Perhatikan bahwa Anda sebaiknya menggunakan disket baru dan bebas error. Disket tersebut tidak boleh memiliki bad blok.
Juga perhatikan lagi, bahwa Anda tidak harus mengunakan Linux atau MS-DOS untuk menginstall Linux. Tetapi, dengan menggunakan Linux atau MS-DOS akan lebih memudahkan untuk membuat disket boot dan root dari CD-ROM. Jika Anda belum memiliki sistem operasi pada mesin Anda, Anda dapat meminjam sistem Linux atau MS-DOS teman Anda untuk membuat disket tersebut.
Biasanya pada beberapa sistem operasi, partisi hard disk sudah disiapkan untuk dapat digunakan pada MS-DOS, OS/2, dan sebagainya. Sekarang Anda harus merubah ukuran partisi agar bisa digunakan untuk sistem Linux Anda. Jika Anda hendak menggunakan sistem dual-boot, maka hendaknya membaca terlebih dahulu mini-HOWTO berikut yang menjelaskan tentang berbagai konfigurasi sistem dual-boot.
Walaupun apabila dokumentasi di atas tidak begitu cocok dengan sistem Anda, dokumentasi di atas membantu Anda dalam memahami permasalahan sekitar sistem dual-boot.
PERHATIAN: Ada distribusi Linux yang dapat menginstall ke direktori dalam partisi MS-DOS. (Hal ini berbeda pengertiannya dengan menginstall DARI suatu partisi MS-DOS.) Tetapi, lebih baik untuk menggunakan ``filesystem UMSDOS'', yang mengizinkan Anda untuk menganggap sebuah direktori dari partisi MS-DOS Anda sebagai filesystem Linux. Dengan cara ini, Anda tidak perlu merubah partisi drive Anda.
Penulis hanya menyarankan Anda untuk menggunakan metode ini bila drive Anda telah mempunyai empat partisi dan bila harus merubah partisi maka akan menambah masalah saja dan tidak sebanding dengan manfaat yang diberikan (UMSDOS akan memperlambat Linux karena harus melakukan beberapa penterjemahan nama file). Atau, bila Anda hendak mencoba Linux sebelum melakukan partisi ulang, maka menggunakan UMSDOS adalah hal yang sangat tepat. Tetapi biasanya Anda seharusnya melakukan partisi ulang seperti yang dijelaskan di sini. Bila Anda hendak menggunakan UMSDOS, maka Anda harus menginstallnya tanpa bantuan HOWTO ini, karena tidak akan dijelaskan secara rinci di sini. Dari sekarang, kami asumsikan bahwa Anda TIDAK menggunakan UMSDOS, dan Anda akan melakukan partisi ulang.
Sebuah partition adalah bagian dari hard drive yang digunakan oleh beberapa sistem operasi tertentu. Jika Anda hanya memiliki MS-DOS yang sudah terpasang, maka mungkin hard drive Anda hanya memiliki satu partisi saja, yang semuanya digunakan untuk MS-DOS. Untuk menggunakan Linux, maka Anda harus melakukan partisi ulang pada drive, sehingga Anda nantinya akan memiliki satu partisi untuk MS-DOS dan yang lainnya untuk Linux.
Partisi ada tiga jenis: primary, extended, dan logical. Singkatnya, partisi primary adalah salah satu dari keempat partisi yang mungkin dibuat dalam hard disk Anda. Tetapi, bila Anda ingin membuat lebih dari empat pertisi dalam satu drive, maka Anda harus membuat sebuah partisi extended, yang dapat memuat berbagai partisi logical. Anda tidak menyimpan data secara langsung pada partisi extended, partisi jenis ini digunakan sebagai penampung partisi logical saja. Data disimpan kalau tidak di primary, yah di partisi logical.
Biasanya, orang menggunakan partisi primary saja. Tetapi, jika Anda membutuhkan lebih dari empat partisi dalam sebuah drive, maka Anda harus membuat partisi extended. Partisi logical kemudian dibuat di atas partisi extended, dan selesai lah semuanya-- lebih dari empat partisi per drive.
Perhatikan bahwa Anda dapat dengan mudah menginstall Linux pada
drive kedua pada sistem Anda (dikenali sebagai D:
pada MS-DOS).
Anda dengan mudah menentukan nama device yang tepat pada saat
membuat partisi Linux. Hal ini akan dijelaskan secara rinci di
bawah.
Kembali ke masalah partisi ulang hard drive Anda: masalah dalam merubah partisi adalah bahwa tidak ada cara (yang mudah) untuk merubah partisi tanpa menghapus data pada partisi yang dirubah ukurannya. Karena itu, Anda sebaiknya melakukan backup total dari sistem Anda sebelum melakukan partisi ulang. Untuk merubah ukuran partisi, hapus saja partisi tersebut, dan buat lagi dengan ukuran yang lebih kecil.
PERHATIAN: Ada program di MS-DOS yang digunakan untuk melakukan partisi ulang tanpa harus menghapus data, namanya FIPS. Silahkan lihat di http://sunsite.unc.edu/pub/Linux/system/Install. Dengan program FIPS, disk optimizer (misalnya Norton Speed Disk), dan sedikit keberuntungan, Anda dapat melakukan partisi ulang pada MS-DOS tanpa menghapus data di dalamnya. Tapi sebaiknya Anda tetap melakukan backup, walaupun menggunakan FIPS.
Namun, bila Anda tidak menggunakan FIPS untuk melakukan partisi ulang, ada cara lama yang dapat dipakai, yaitu dengan menggunakan program FDISK. Misalnya, Anda mempunyai hard disk 80 MB, yang digunakan sepenuhnya untuk MS-DOS. Anda ingin membagi dua hard disk itu, yaitu 40 MB untuk MS-DOS dan 40 mega lagi untuk Linux. Untuk melakukan hal ini, jalankan FDISK dari MS-DOS, hapus partisi MS-DOS yang berukuran 80 MB tersebut, dan buat lagi partisi MS-DOS berukuran 40 MB. Kemudian formatlah partisi baru tersebut dan install lagi backup yang telah Anda lakukan. Sisa 40 MB pada hard disk biarkan dalam keadaan kosong. Nanti, buatlah partisi Linux pada bagian kosong hard disk itu yang 40 MB tadi.
Singkat kata, lakukan hal berikut untuk melakukan partisi ulang dengan FDISK pada MS-DOS.
FORMAT /S A:
FDISK.EXE
dan FORMAT.COM
ke disket ini,
beserta utiliti yang Anda perlukan. (Misalnya untuk merecover backup.) C:
atau D:
).FORMAT
.Perhatikan bahwa program FDISK akan memberikan pilihan apakah akan membuat ``logical DOS drive'' atau tidak. Logical DOS drive adalah partisi logical pada hard disk Anda. Anda dapat menginstall Linux pada partisi tersebut, tetapi jangan buat partisi tersebut dengan FDISK pada MS-DOS. Jadi, bila Anda sekarang menggunakan logical DOS drive, dan ingin menginstall Linux di situ, Anda harus menghapus dulu logical drive itu dengan FDISK pada MS-DOS, dan (kemudian) buat lagi partisi logical pada Linux di situ.
Mekanisme yang digunakan untuk melakukan partisi ulang pada OS/2 dan sistem operasi lain mirip caranya. Untuk lebih jelasnya, silahkan lihat dokumentasi pada sistem operasi yang Anda gunakan.
Setelah partisi ulang drive Anda, buatlah partisi untuk Linux. Sebelum dijelaskan bagaimana caranya, sekarang kita bahas dulu tentang partisi dan filesystem pada Linux.
Linux memerlukan paling tidak satu partisi, yang digunakan untuk root filesystem, yang akan menampung kernel Linux dan software lainnya.
Anda dapat membayangkan filesystem sebagai sebuah partisi yang diformat untuk Linux. Filesystem digunakan untuk menampung file. Tiap sistem harus mempunyai file system root. Tapi kadangkala banyak user yang senang menggunakan banyak filesystem. Misalnya, Anda mungkin ingin membuat file sistem terpisah untuk menampung semua file di direktori /usr. (Perhatikan bahwa pada sistem UNIX, slash digunakan sebagai tanda direktori, bukannya backslash yang digunakan pada MS-DOS.) Dalam hal ini, Anda dapat mempunyai root filesystem, dan sebuah /usr file system.
Tiap-tiap filesystem membutuhkan partisi sendiri. Jadi, bila Anda menggunakan root dan /usr, maka Anda harus membuat dua buah partisi Linux.
Selain itu, biasanya perlu dibuat sebuah partisi swap, yang biasanya digunakan sebagai RAM virtual. Bila Anda punya memory 4 MB pada mesin Anda, dan partisi swap berukuran 10 MB, maka Linux menganggap Anda mempunyai memori virtual 14 MB.
Pada saat menggunakan spasi di swap, Linux memindahkan page yang tidak digunakan pada memori ke disk, yang menyebabkan user dapat menjalankan lebih banyak aplikasi secara bersamaan pada sistem. Tetapi, kadang kala proses swap berlangsung lambat, dan karena itu tidak dapat menggantikan sepenuhnya peranan RAM asli. Tetapi beberapa aplikasi membutuhkan banyak sekali memori (misalnya sistem X Window) yang bergantung pada swap bila Anda tidak punya cukup memori.
Hampir semua orang yang menggunakan Linux membuat partisi swap. Bila Anda hanya mempunyai RAM 4 MB atau kurang, maka partisi swap wajib Anda install. Sangatlah dianjurkan untuk mempunyai partisi swap, kecuali Anda punya RAM yang sangaaaaat banyak.
Ukuran partisi swap bergantung dari berapa banyak virtual memory yang Anda butuhkan. Kadangkala dipakai anggapan bahwa paling tidak Anda harus memiliki virtual memory sebanyak 16 MB. Karena itu, bila Anda punya RAM 8 MB, maka Anda harus membuat lagi partisi swap sebanyak 8 MB. Perhatikan bahwa ukuran partisi swap tidak boleh lebih dari 128 MB. Karena itu, bila Anda membutuhkan swap lebih dari 128 MB, maka Anda harus membuat lagi partisi swap. Jumlah partisi swap yang diizinkan adalah 16 buah partisi.
Anda dapat mencari informasi yang lebih banyak tentang swap dan partisi disk pada the Linux Partition mini-HOWTO ( http://sunsite.unc.edu/LDP/HOWTO/mini/Partition).
Perhatian: Partisi swap dapat digunakan (walaupun rumit) untuk Linux dan Windows 95 pada sistem dual-boot. Untuk lebih jelasnya, sudilah kiranya untuk membaca the Linux Swap Space Mini-HOWTO, http://sunsite.unc.edu/LDP/HOWTO/mini/Swap-Space.
Tips #1: Bila Anda memiliki drive EIDE dengan partisi lebih dari 504MB, maka BIOS Anda mungkin tidak dapat melakukan boot bila Linux diinstall di situ. Jadi buatlah partisi root Anda berukuran lebih kecil dari 504MB. Hal ini seharusnya tidak menjadi masalah pada kontroler drive SCSI, karena biasanya pada drive SCSI diberikan driver untuk BIOS. Untuk detil teknisnya, silahkan baca the Large Disk Mini-HOWTO, http://sunsite.unc.edu/LDP/HOWTO/mini/Large-Disk.
Tips #2: Anda mencampurkan drive IDE dan SCSI? Kalau ya maka Anda harus berhati-hati. BIOS Anda mungkin tidak dapat melakukan boot langsung dari drive SCSI.
Selain partisi root dan swap, mungkin Anda ingin untuk menginstall lebih dari satu partisi untuk menyimpan software dan home direktori.
Walaupun secara teori Anda dapat menjalankan apa saja dari sebuah partisi root saja, tetapi banyak orang tidak melakukan hal ini. Ada beberapa keuntungan dari membuat banyak partisi :
Anda bisa improvisasi di sini. Bila Anda ingin menjalankan Usenet news misalnya, tentu Anda ingin memberikan Usenet sebuah partisi sendiri untuk mengontrol pemakaian disk maksimum. Atau buatlah partisi /var untuk mail, news, dan file-file sementara. Tapi dengan hard disk besar yang umum dipakai sekarang ini, pembuatan partisi seperti tidak begitu perlu bila Anda baru menginstall Linux. Untuk sekarang, bila Anda baru di dunia Linux, install yang mudah-mudah saja dulu.
Tahap pertama adalah memboot disk yang telah Anda buat. Biasanya, Anda dapat dengan mudah memboot; prompt kernel boot akan diisi sendiri setelah 10 detik. Tetapi dengan memberikan parameter tambahan setelah nama kernel, Anda dapat memberikan secara detil berbagai parameter hardware, seperti IRQ dan alamat kontroler SCSCI, atau ukuran drive, sebelum memboot kernel Linux. Hal ini perlu dilakukan bila misalnya Linux tidak dapat mendeteksi kontroler SCSI atau mendeteksi ukuran drive.
Biasanya, kontroler SCSI tanpa BIOS harus diberikan spesifikasinya yaitu alamat port dan IRQ pada saat boot. Juga misalnya, pada mesin IBM PS/1, ThinkPad, dan ValuePoint tidak menyimpan ukuran drivenya di CMOS, sehingga Anda harus memberikannya pada saat boot. (Anda dapat mengkonfigurasikan sistem Anda belakangan)
Perhatikan pesan-pesan pada saat boot. Anda dapat melihat daftar dan keterangan mengenai hardware yang dideteksi oleh Linux. Biasanya, jika Anda memiliki sebuah kontroler SCSI, maka Anda seharusnya dapat melihat daftar host SCSI yang terdeteksi. Bila Anda melihat pesan
SCSI: 0 hosts
maka kontroler SCSI Anda tidak terdeteksi, dan Anda harus mencari tahu bagaimana agar kernel dapat mendeteksinya.
Sistem juga akan menampilkan informasi tentang partisi dan device yang terdeteksi. Bila ada informasi yang salah atau tidak ditampilkan di sini, maka Anda harus melakukan deteksi hardware.
Bila tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, maka hardware Anda semuanya telah terdeteksi dengan baik, dan Anda dapat melewatkan pembahasan berikut ini, ``Meload root disk''.
Untuk melakukan deteksi hardware, Anda harus memberikan parameter yang tepat pada saat boot, dengan menggunakan syntax berikut:
linux <parameters...>
Ada banyak parameter yang tersedia; kami mendaftarkan beberapa parameter yang biasa dipakai di bawah ini. Boot disk Linux sekarang akan memberikan beberapa pilihan untuk melihat layar help yang menjelaskan parameter kernel sebelum boot.
linux hd=683,16,32
linux tmc8xx=0xca000,5
Perhatikan bahwa prefix 0x harus dipakai untuk
mendefinisikan nilai dalam heksadesimal. Hal ini berlaku untuk
pilihan berikut.
Bila Anda memiliki berbagai pertanyaan tentang pilihan pada saat boot ini, silahkan baca the Linux SCSI HOWTO yang harusnya ada pada berbagai situs FTP archive (atau di mana saja Anda mendapatkan dokumen ini). The SCSI HOWTO menjelaskan kompatibilitas Linux SCSI dengan lebih rinci.
Setelah boot dengan boot disk, maka akan muncul prompt untuk memasukkan root disk. Pada tahap ini Anda harus mengganti boot disk pada drive dengan root disk. Kemudian, tekan enter untuk melanjutkan proses boot. Anda mungkin akan menggunakan beberapa disket root.
Yang sebenarnya terjadi saat ini adalah: boot disk menyediakan sistem operasi mini yang (karena hard disk belum disiapkan) menggunakan sebagian RAM sebagai virtual disk (yang disebut `ramdisk').
Root disk diload ke ramdisk sebagai file-file kecil dan perangkat instalasi yang akan digunakan hard disk Anda dan menginstall Linux dari CD-ROM.
Linux versi-versi lama (termasuk Slackware) akan memberikan akses ke shell pada saat ini dan mengharuskan Anda untuk memberikan perintah instalasi dengan urutan tertentu. Saat ini, cara tersebut masih dapat dilakukan tetapi pada Linux versi baru akan segera menjalankan program yang mencoba secara interaktif membantu Anda dalam tahapan ini.
Anda mungkin akan memperoleh pilihan untuk mengkonfigurasi X segera sehingga program instalasi dapat dalam modus grafik. Bila Anda memilih hal ini, maka program instalasi akan menanyakan Anda tentang mouse dan tipe monitor sebelum menjalankan proses instalasi. Setelah Linux diinstall, maka setting tadi akan disimpan. Anda akan dapat mengatur kinerja monitor Anda belakangan, jadi pada tahapan ini modus grafik yang digunakan adalah SVGA 640X480.
Pada tahap instalasi X tidaklah diperlukan, tetapi (diasumsikan bahwa Anda dapat menginstall konfigurasi mouse dan monitor) banyak orang yang mengatakan bahwa lebih mudah menginstall dengan interface grafik. Dan bila Anda juga ingin menjalankan instalasi dengan X, maka hal itu cukup masuk akal.
Ikuti saja prompt pada program. Dengan demikian Anda akan menjalani tahapan yang benar dalam mempersiapkan disk, membuat account user pertama kali dan menginstall paket software dari CD-ROM.
Pada subbagian berikut, akan dijelaskan beberapa tahapan yang sedikit sulit bila dilakukan tanpa bantuan program instalasi. Hal ini juga membantu Anda dalam memahami bagaimana dan kenapa suatu hal dalam instalasi bisa terjadi.
fdisk
and cfdisk
Tahap pertama instalasi setelah root disk diboot adalah membuat atau merubah tabel partisi pada disk. Bahkan jika Anda menggunakan FDISK untuk membuat partisi pada tahap awal, Anda akan harus melihat lagi tabel partisi dan memasukkan informasi spesifik Linux pada tahap ini.
Untuk membuat atau mengganti partisi Linux, di sini akan menggunakan
program fdisk
versi Linux, dan versi saudaranya cfdisk
.
Umumnya program instalasi akan mencari tabel partisi yang telah ada,
dan menawarkan untuk menjalankan fdisk
atau cfdisk
.
Program cfdisk
mudah untuk digunakan, tetapi versi terakhir
juga kurang fleksibel pada tabel partisi yang belum dibuat atau
partisi yang rusak.
Karena itu Anda mungkin (khususnya bila Anda menginstall pada
hardware yang sama sekali baru) harus menggunakan fdisk
agar bisa diakses dari cfdisk
. Jalankanlah fdisk
;
dan bila ada kesalahan, maka jalankan fdisk
. (Bila Anda
membangun sistem Linux pada seluruh sistem dan cfdisk
rewel, maka gunakanlah fdisk
untuk menghapus semua partisi
dan baru kemudian cfdisk
untuk mengedit tabel tadi.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemakaian
fdisk
dan cfdisk
. Kedua program tersebut mengambil
parameter berupa nama drive yang ingin Anda edit partisinya.
Nama device hard drive adalah:
Misalnya untuk membuat partisi Linux pada drive SCSI pertama maka gunakan (atau program instalasi biasanya akan menampilkan pilihan menu) perintah berikut:
cfdisk /dev/sda
Bila Anda menggunakan fdisk
atau cfdisk
tanpa argumen,
maka akan diasumsikan drive yang digunakan adalah /dev/hda.
Untuk membuat partisi Linux pada drive kedua, gunakan /dev/hdb
(untuk drive IDE) atau /dev/sdb (untuk drive SCSI)
bila menjalankan fdisk
.
Paritisi Linux tidak harus pada satu drive yang sama. Anda mungkin
ingin membuat filesystem root pada /dev/hda dan partisi
swap pada /dev/hdb misalnya. Untuk melakukan hal tersebut
jalankan saja fdisk
atau cfdisk
sekali saja untuk tiap-
tiap drive.
Di Linux, partisi diberi nama berdasarkan pada drive tempat mereka berada. Misalnya partisi pertama pada drive /dev/hda adalah /dev/hda1, tdan partisi kedua adalah /dev/hda2, dan seterusnya. Bila Anda mempunyai partisi logical, maka partisi tersebut akan diberi nomor mulai /dev/hda5, /dev/hda6 dan seterusnya.
PERHATIAN: Anda seharusnya tidak membuat atau menghapus partisi
untuk sistem operasi selain Linux dengan menggunakan program
fdisk
atau cfdisk
milik Linux. Jadi jangan membuat atau
menghapus partisi MS-DOS dengan fdisk
-nya Linux; tetapi
gunakanlah program FDISK
milik MS-DOS. Bila Anda nekat,
mungkin Linux tidak akan mengenali partisi yang Anda utak-atik
tadi dan mungkin tidak bisa memboot lagi.
Di bawah ini adalah contoh penggunaan fdisk
. Di sini,
digunakan partisi MS-DOS tunggal sebesar 61693 blok, dan
sisanya digunakan untuk Linux. (Di Linux, satu blok adalah
1024 byte, jadi 61693 blok adalah sebesar sekitar 61 MB.)
Di sini akan dibuat dua partisi saja, yaitu root dan swap.
Mungkin Anda akan membuat partisi Linux sebanyak empat partisi
seperti yang disarankan di atas: satu untuk swap, satu untuk
filesystem root, satu untuk software, dan satu untuk home direktori.
Pertama-tama, gunakan perintah ``p
'' untuk menampilkan
tabel partisi saat ini. Seperti yang Anda lihat, /dev/hda1
(partisi pertama ada pada /dev/hda) adalah partisi DOS
sebesar 61693 blok.
Command (m for help): p
Disk /dev/hda: 16 heads, 38 sectors, 683 cylinders
Units = cylinders of 608 * 512 bytes
Device Boot Begin Start End Blocks Id System
/dev/hda1 * 1 1 203 61693 6 DOS 16-bit >=32M
Command (m for help):
Lalu, gunakan perintah ``n
'' untuk membuat partisi baru.
Partisi Linux diberi ukuran sebesar 80 MB.
Command (m for help): n
Command action
e extended
p primary partition (1-4)
p
Pada saat ini akan ditanyakan apakah akan membuat partisi extended ataukah primary. Biasanya partisi yang dibuat adalah partisi primary, kecuali Anda membutuhkan lebih dari empat partisi pada satu drive. Silahkan lihat bagian ``Pembuatan Partisi'' di atas untuk informasi lengkapnya.
Partition number (1-4): 2
First cylinder (204-683): 204
Last cylinder or +size or +sizeM or +sizeK (204-683): +80M
Silinder pertama seharusnya tepat SETELAH silinder partisi terakhir. Dalam contoh ini, /dev/hda1 berakhir pada silinder 203, jadi partisi baru harus dimulai pada silinder 204.
Seperti yang Anda lihat, di sini digunakan notasi ``+80M
'',
yang menjelaskan bahwa partisi itu berukutan 80 MB. Mirip dengan
itu, notasi ``+80K
menjelaskan bahwa ukuran partisi adalah
80 kilobytes dan ``+80
'' berarti ukuran partisi adalah 80 byte.
Warning: Linux cannot currently use 33090 sectors of this partition
Bila Anda melihat peringatan ini, abaikan saja. Peringatan tersebut berasal dari batasan pada masa-masa awal Linux sewaktu filesystem Linux hanya bisa sebesar 64 MB. Tetapi dengan filesystem yang lebih baru, tidak ada lagi batasan, sekarang sebuah partisi bisa berukuran hingga 4 terabyte.
Selanjutnya, buatlah partisi swap 10 MB, /dev/hda3.
Command (m for help): n
Command action
e extended
p primary partition (1-4)
p
Partition number (1-4): 3
First cylinder (474-683): 474
Last cylinder or +size or +sizeM or +sizeK (474-683): +10M
Sekali lagi, kita tampilkan isi tabel partisi. Jangan lupa untuk mencatat semua informasi di sini, terutama ukuran tiap-tiap partisi dalam satuan blok. Karena informasi ini dibutuhkan kemudian.
Command (m for help): p
Disk /dev/hda: 16 heads, 38 sectors, 683 cylinders
Units = cylinders of 608 * 512 bytes
Device Boot Begin Start End Blocks Id System
/dev/hda1 * 1 1 203 61693 6 DOS 16-bit >=32M
/dev/hda2 204 204 473 82080 83 Linux native
/dev/hda3 474 474 507 10336 83 Linux native
Perhatikan bahwa partisi swap Linux (contoh di sini adalah
/dev/hda3) mempunyai tipe ``Linux native''. Kita harus
mengganti tipe tersebut menjadi tipe partisi swap, yaitu
``Linux swap'' agar program instalasi akan mengenalinya.
Cara melakukannya adalah dengan menggunakan perintah ``t
''
pada fdisk
:
Command (m for help): t
Partition number (1-4): 3
Hex code (type L to list codes): 82
Bila Anda gunakan ``L
'' untuk melihat daftar kode tipe, maka
dapat Anda temukan bahwa 82 adalah tipe untuk partisi swap Linux.
Untuk keluar dari fdisk
dan menyimpan semua perubahan
pada tabel partisi, gunakan perintah ``w
''. Untuk keluar dari
fdisk
TANPA menyimpan perubahan, gunakan perintah
``q
''.
Setelah keluar dari fdisk
, sistem akan memberitahukan untuk
reboot untuk memastikan perubahan terjadi. Secara umum tidak
ada guna mereboot setelah menggunakan fdisk
--versi modern
fdisk
dan fdisk
sudah cukup pandai untuk mengupdate
partisi tanpa reboot.
Setelah tabel partisi diedit, maka program instalasi seharusnya mencari partisi tersebut dan menawarkan apakah Anda menginginkan partisi swap. Jawab dengan ya.
(Hal ini ditanyakan karena mungkin saja user menggunakan sistem dual-boot, dengan salah satu partisi non-Linux akan dilihat seperti suatu partisi swap.)
Selanjutnya program akan meminta Anda untuk menghubungkan tiap-tiap partisi non-swap dengan nama filesystem Linux (misalnya /, /usr, /var, /tmp, /home, /home2, dsb.).
Ada satu ketentuan yang ketat. Harus ada filesystem root yang bernama /, dan harus bisa diboot. Anda bisa menamakan partisi Linux yang lainnya dengan nama apa saja. Tetapi ada konvensi tentang penamaan filesystem yang akan memudahkan Anda nantinya.
Sebelumnya penulis menyaraknan setup tiga partisi yang terdiri dari root yang berukuran kecil, partisi software sistem yang berukuran sedang, dan sebuah partisi home direktori yang berukuran besar. Biasanya, partisi-partisi tadi diberi nama /, /usr, dan /home. Nama `/usr' secara historis berasal dari sistem Unix yang dulu berukuran kecil yang menampung sistem software dan home direktori pada sebuah partisi non-root. Ada software yang bergantung pada partisi /usr ini.
Bila Anda memiliki lebih dari satu home-direktori, secara konvensional berilah nama /home, /home2, /home3 dan sebagainya, Hal ini akan Anda alami bila memiliki dua disk. Pada sistem penulis misalnya, layout sistem adalah seperti ini:
Filesystem 1024-blocks Used Available Capacity Mounted on
/dev/sda1 30719 22337 6796 77% /
/dev/sda3 595663 327608 237284 58% /usr
/dev/sda4 1371370 1174 1299336 0% /home
/dev/sdb1 1000949 643108 306130 68% /home2
Disk kedua (sdb1) bukanlah seluruhnya melingkupi /home2; partisi swap pada sda dan sdb tidak ditunjukan pada layar ini. Tetapi Anda dapat melihat bahwa /home adalah area bebas yang besar pada sda dan /home2 adalah area user pada sdb.
Bila Anda ingin membuat partisi untuk scratch, spool, temporary, mail, dan file news, buatlah dengan nama /var. Sebaliknya mungkin Anda ingin membuat /usr/var dan membuat link simbolik yang bernama /var yang menunjuk ke /usr/var (program instalasi mungkin menawarkan pembuatan ini).
Sekali saja Anda melewati tahap pembuatan partisi, maka sisa instalasi seharusnya hampir otomatis. Program instalasi Anda (baik itu berbasis EGA atau X) akan memandu Anda dengan serangkaian menu yang membuat Anda lebih mudah menentukan CD-ROM sebagai sumber instalasi, partisi yang akan digunakan, dan sebagainya.
Di sini kita tidak akan mendokumentasikan tahapan ini dengan detil. Penginstalan paket software adalah salah satu bagian yang paling beragam pada berbagai distribusi Linux (pembuatnya biasanya berlomba-lomba untuk memberikan nilai tambah di sini), tetapi sekaligus juga bagian yang termudah. Program instalasi ini juga lebih mudah dimengerti dengan layar help yang baik.
Setelah instalasi selesai dan semuanya berjalan lancar, maka program instalasi akan mengantarkan Anda beberapa pilihan untuk mengkonfigurasi sistem sebelum melakukan boot untuk pertama kalinya dari hard disk.
LILO (yang merupakan singkatan dari LInux LOader) adalah program yang membuat Anda dapat memboot Linux (dan juga sistem operasi lain, misalnya MS-DOS) dari hard disk.
Anda mungkin diberikan pilihan dalam menginstall LILO pada hard disk. Lakukanlah instalasi ini, kecuali Anda menjalankan OS/2. OS/2 mempunyai beberapa hal yang harus dikerjakan dulu, silahkan baca Konfigurasi LILO sesuai dengan Keinginan di bawah.
Menginstall LILO sebagai loader primer berarti tidak perlu lagi membuat boot disk, karena Anda dapat memberitahu LILO pada saat boot, sistem operasi mana yang akan Anda boot.
Anda juga mungkin ditawarkan untuk membuat sebuah ``standard boot disk'', yang dapat Anda gunakan untuk memboot Linux yang baru Anda instal. (Hal ini merupakan cara lama dan tidak begitu nyaman untuk digunakan, karena di sini diasumsikan bahwa Anda biasanya boot ke DOS, karena itu bila ingin boot ke Linux, maka Anda perlu menggunakan boot disk ini.)
Untuk melakukan hal ini, sediakanlah sebuah disket high-density kosong yang telah diformat pada MS-DOS sesuai dengan tipe drive yang digunakan untuk boot. Masukan disket tersebut ke drive bila diminta dan kemudian boot disk akan dibuat. (Disk ini tidak sama dengan disk instalasi, dan Anda tidak boleh menukar-nukar kegunaan disket-disket ini!)
Prosedur setelah instalasi juga mungkin diberikan dengan berbagai menu yang mudah digunakan. Cara tersebut juga biasanya menyertakan bagaimana cara menset modem dan mouse, juga time zone. Ikuti saja menu yang disediakan.
Program juga mungkin menawarkan Anda untuk membuat account user atau membuat password pada account root (administrasi). Prosedur tersebut tidak begitu rumit dan biasanya Anda hanya mengikuti instruksi-instruksi yang diberikan saja.